Menurut keterangan, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Ratna bahkan tidak mengetahui kenapa beliau berbohong dengan mengaku sudah dianiaya sampai wajahnya babak belur.
Kasus yang menciptakan banyak orang terkejut ini ialah salah satu pola perihal orang yang berbohong.
Nah, untuk mengetahui mengapa orang berbohong, berikut penjelasannya dikutip dari banyak sekali sumber.
Ketika Anda berbohong, bisa jadi Anda merasa bahwa hal tersebut bukan kebohongan bagi diri sendiri. Kebohongan perlu dikerjakan sebab dianggap penting. Padahal, orang lain yang melihatnya menilai ini masalah yang tidak penting.
Orang yang berbohong sebenarnya bisa jadi alasannya adalah tak ingin mengecewakan orang lain, ingin disukai, dihargai, membuat orang lain terkesan. Ada cemas jika ditolak atau dipermalukan.
Saat berbohong dan merugikan pihak lain, bahwasanya tak ada tujuan menyakiti orang lain. Namun, ini mampu jadi cara untuk menyelamatkan diri atau menutupi kesalahan. Anda juga mampu berbohong untuk menyalahkan orang lain.
Jika seseorang sudah berbohong sekali, akan terus berlanjut untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Lalu kebohongan pun meningkat lebih dalam.
Pembohong Patologis
Ada alasan lain mengapa orang sering bohong? Bisa jadi, dia memang tipe orang pembohong patologis, yang berarti mereka tidak bisa berhenti mengembangkan isu yang salah wacana diri mereka sendiri dan orang lain.
Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, pembohong patologis yakni gangguan dalam dirinya sendiri dan tanda-tanda gangguan kepribadian, seperti psikopat dan narsisme.
"Kebanyakan pembohong patologis juga mempunyai gangguan kepribadian narsistik atau setidaknya sifat narsistik yang kuat dan mereka berbohong secara kompulsif (dan tahu mereka berbohong) cuma untuk menciptakan diri mereka tampaklebih baik," kata psikiater Scott Carroll.
"Kebohongan patologis mampu menjadi fungsi Obsessive Compulsive Disorder (OCD), tetapi itu bukan penyakit mental pada dirinya sendiri," kata andal pernikahan berlisensi dan terapi keluarga, Racine Henry.
Penderita OCD mungkin telah berguru untuk berbohong semoga merasa lebih baik, membuat orang-orang yakin mereka, dan menyembunyikan penyakit mereka.
Tidak semua orang dengan OCD ialah pembohong patologis, tetapi beberapa patologis pembohong memang memiliki kecenderungan OCD.
Kata terapis, Bill Eddy, salah satu teori paling mempesona wacana pembohong patologis yaitu bahwa mereka mungkin mempunyai perbedaan hormon, ialah rasio berlawanan dari kortisol dan testosteron kebanyakan orang.
Pada biasanya, kortisol menghentikan insan menjadi terlalu kasar dan mengambil risiko yang tidak masuk logika.
Namun, bagi mereka dengan gangguan kepribadian antisosial, mungkin mempunyai tingkat testosteron yang lebih tinggi dan tingkat kortisol yang lebih rendah daripada rata-rata orang.
"Ini memungkinkan mereka untuk menjadi sangat garang tanpa memperhatikan risiko yang terlibat, mirip berbohong secara terang-terangan tentang sesuatu yang dapat mempunyai konsekuensi serius jikalau mereka tertangkap," terang Eddy.
Eddy juga mengatakan bahwa pembohong patologis paling sukses ialah sosiopat dan dikenal sebagai gangguan kepribadian antisosial bagi para profesional kesehatan mental.
Kata Scott, beberapa pembohong patologis juga mengalami ilusi fungsional. Artinya, mereka benar-benar yakin kebohongan mereka sendiri dan bahkan dapat lulus tes kebohongan.
"Ini disebut micro-psychotic untuk membedakan orang-orang semacam itu dari orang-orang yang memiliki skizofrenia dan sangat delusional," tuturnya.
Dia menyertakan, kebanyakan orang yang micro-psychotic mempunyai Borderline Personality Disorder dan benar-benar yakin apa yang mereka katakan (yang menolong mereka menjadi lebih meyakinkan), namun kemudian bila mereka terjebak dalam kebohongan, mereka mampu menulis ulang kenangan mereka sampai benar-benar mempercayainya.
Post a Comment for "Alasan Kenapa Orang Berbohong"