Berdasarkan hasil survei, sebanyak 62 persen perempuan mengatakan, ide yang mereka ejekan sering tidak dianggap hingga dengan karyawan laki-laki menyampaikan wangsit serupa. Setengah dari karyawan perempuan yang melakukan pekerjaan di industri teknologi mengatakan bahwa mereka sering berhadapan pada insiden tersebut.
Survei juga memprediksi, tahun 2020 mendatang bakal tersedia 1,4 juta pekerjaan di bidang sains komputer. Lalu, mereka memperkirakan bahwa sebanyak tiga persen posisi atau jabatan bakal diisi oleh tenaga kerja wanita.
Oleh sebab itu, kondisi dunia kerja yang seolah menyepelekan kesanggupan perempuan seperti tersebut di atas sangatlah merugikan kaum hawa. Sebab, hal yang demikian bisa menghalangi peningkatan jenjang karier, honor, dan akomodasi kerja lainnya.
Emansipasi perempuan untuk mendapatkan kesempatan melakukan pekerjaan memang sudah menawarkan perkembangan yang pesat. Namun, kenyataannya diskriminasi masih tetap berlanjut saat mereka sudah mendapatkan dan melaksanakan pekerjaan tersebut.
Hasil analisis dari Pew Research Center mengungkapkan, 42 persen atau empat dari 10 perempuan karier di Amerika Serikat masih mengalami diskriminasi jender.
Mereka melaporkan diskriminasi tersebut mulai dari mendapatkan upah yang lebih sedikit dari karyawan pria, mendapatkan proyek penting, hingga dengan kesempatan untuk mendapatkan penawaran spesial jabatan.
Survei yang dikerjakan seiring dengan gelombang tuduhan pemerkosaan terhadap wanita di ranah politik, media, dan ragam industr,i ini juga membeberkan bahwa 42 persen perempuan mengalami diskriminasi jender dan 25 persen mendapatkan gaji lebih kecil dari karyawan laki-laki meski jabatannya sama.
Hanya lima persen karyawan pria yang didapatkan mendapatkan honor lebih kecil dari kolega perempuannya.
Selain itu, sebanyak 23 persen karyawan perempuan sering dianggap kurang kompeten dengan argumentasi jender. Lalu, mereka juga tiga kali lebih sering mengalami tindakan dianggap remeh di dunia kerja. Hanya lima persen karyawan lekaki yang pernah berhadapan dengan insiden yang sama.
Kemudian, tentang duduk perkara pemberian dari atasan laki-laki, karyawan wanita juga mengalami pengalaman yang dianggap tidak adil.
Sebanyak 15 persen karyawan perempuan mengakui bahwa mereka tidak diberikan dukungan oleh bos pria. Hal serupa hanya terjadi pada tujuh persen karyawan laki-laki.
Satu dari 10 karyawan perempuan menyampaikan bahwa mereka sering dianggap kurang berpotensi dalam menyelesaikan pekerjaan atau proyek penting. Alhasil, tugas tersebut diberikan pada kolega laki-laki mereka.
Pada hasil pengumpulan data di Amerika Serikat merilis kajian bahwa diskriminasi penghasilan menurut jender bergotong-royong telah menurun, tetapi tidak merata. Artinya, cuma pada beberapa kota tertentu saja. Berikut tiga di antaranya:
Arlington, Texas
Pada rentang tahun 2015 hingga 2016, data memperlihatkan bahwa karyawan wanita menerima kenaikan pendapatan sebanyak 12 persen. Sementara itu, karyawan laki-laki cuma empat persen.
Bahkan, data juga memberikan bahwa penghasilan karyawan perempuan sudah hampir sama (98,7 persen) dengan pria.
Winston- Salem, Carolina Utara
Kota ini mengalami penurunan diskriminasi penghasilan berdasarkan jender paling drastis. Berdasarkan data pada tahun 2016 kemarin, karyawan wanita dan laki-laki hampir sama (97,4 persen), dibandingkan pada tahun 2015 hanya 84,1 persen.
Chesapeake, Virginia
Pada tahun 2015, laporan menawarkan bahwa karyawan wanita cuma mendapatkan 74 persen dari yang dihasilkan karyawan laki-laki. Namun, presentase tersebut berubah pada tahun 2016, adalah meningkat menjadi 87,2 persen.
Post a Comment for "Diskriminasi Pada Perempuan Di Dunia Kerja"