Pasien yang menambahkan 99 persen minyak cannabidiol (CBD) untuk perawatan dapat meminimalkan rata-rata 37 persen kejang akibat epilepsi selama 12 minggu.
"Ini adalah temuan yang sangat positif dengan perayaan bahwa kita tidak mempunyai golongan pembanding," kata pemimpin penulis, Dr Orrin Devinsky, dari NYU Langone Medical Center di New York City, mirip dilansir dari Fox News, Jumat (25/12).
CBD adalah senyawa yang ditemukan secara alami dalam ganja dan dimengerti mensugesti otak. Tetapi penting untuk dicatat bahwa CBD tidak menghasilkan pengobatan yang pasti. Devinsky menyampaikan temuan baru ini tidak mempunyai ganjal pada penggunaan ganja secara medis atau senyawa lain dari tanaman.
Bentuk CBD yang digunakan dalam studi terbaru yaitu penyelesaian dari ekstrak minyak yang disebut Epidiolex dari GW Pharmaceuticals. Obat tersebut saat ini sedang dievaluasi oleh Food and Drug Administration (FDA).
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa CBD dan ganja secara medis berkhasiat pada jenis epilepsi dengan gejala kejang parah.
Untuk studi gres, peneliti melibatkan 214 pasien antara tahun 2014 dan 2015 dari sentra pengobatan epilepsi 11 U.S. Para peserta termasuk orang-orang dengan berbagai bentuk epilepsi, seperti sindrom Dravet dan Lennox-Gastaut.
Tujuan dari penelitian ini yakni untuk memberitahukan observasi dengan melacak takaran, imbas samping dan apakah pasien membaik dengan pengobatan ini.
Peserta mulai dengan 2 miligram (mg) hingga 5 mg dari ekstrak yang dibagi menjadi dua takaran harian. Dosis perlahan-lahan berkembangmenjadi 25 mg atau 50 mg setiap hari selama 12 ahad.
Secara keseluruhan, 20 pasien memiliki efek samping yang parah terkait dengan CBD. Yang paling umum adalah serangan parah kejang diketahui selaku status epilepticus. Hanya lima peserta berhenti mengambil solusi alasannya adalah imbas samping. Efek samping termasuk mengantuk, diare, kehilangan nafsu makan, kelelahan dan kejang-kejang.
"Dari sudut pandang aku, aku tidak berpikir itu akan cukup menjadi obat mujarab, tetapi kami berharap hal itu terjadi," kata Chapman, yang mempelajari CBD untuk epilepsi tetapi tidak terlibat dalam observasi gres.
"Saya pikir itu menyebabkan beberapa pertanyaan ihwal utilitas untuk CBD, tetapi ini bisa menjadi dasar untuk studi di kurun depan," kata Dr. Kevin Chapman, dari Rumah Sakit Anak Colorado di Aurora.
Menurut Dr Chapman, imbas samping yang ditemukan dalam studi baru menawarkan keselamatan CBD yang mirip dengan obat saat ini. Sudi ini juga memperlihatkan kemungkinan adanya hasil yang lebih baik di antara orang yang memakai CBD dan obat epilepsi populer lain yang diketahui sebagai clobazam.
"Saya pikir itu menjadikan beberapa pertanyaan tentang manfaat CBD, namun studi ini penting untuk melakukan penelitian berikutnya di masa depan," kata Dr Chapman.
Post a Comment for "Ganja Murni Bisa Minimalisir Serangan Epilepsi"