Padahal, melancong yaitu aktivitas yang lebih dari sekadar jalan-jalan atau piknik, namun bisa memperlihatkan laba, contohnya pada perekonomian warga. Namun, melancong mampu jadi merugikan, jika hadirin menghancurkan kawasan wisata atau adanya wisatawan yang melanggar aturan.
Jika Anda sering melancong dan tak ingin meninggalkan sesuatu yang negatif pada setiap tempat yang dikunjungi, jadilah pelancong yang bertanggung jawab.
Saat memilih tujuan rekreasi, pertimbangkan baik-baik pilihan Anda. Apalagi, saat ini ada beberapa daerah yang sedang mengadakan protes yang dimaksudkan untuk mengusir pelancong.
Berawal dari Venesia dan Barcelona, protes anti pelancong sudah menyebar ke seluruh Eropa. Objek wisata seperti Cinque Terre, Machu Picchu, dan Taj Mahal juga telah memiliki masalah dengan sejumlah besar wisatawan. Bahkan, Machu Picchu telah membagi waktu masuk turis.
Kepulauan Galapagos di Pasifik memasang aturan ketat bagi wisatawan, termasuk aturan pelancong cuma mampu bepergian dengan pemandu resmi.
Banyaknya kunjungan turis memang menawarkan peluang ekonomi, namun juga bisa berisiko menunjukkan kerusakan yang lebih besar.
Hal lain yang bisa dilaksanakan untuk menjadi turis bertanggung jawab adalah mencar ilmu soal budaya lokal sebelum keberangkatan. World Tourism Organization (WTO) sudah membuat bimbingan untuk wisatawan, yakni Global Code of Ethics for Tourism.
Bukalah anggapan terhadap budaya dan tradisi lain dan ini akan mengubah pengalaman Anda. Saat berada di sebuah daerah, cobalah untuk lebih toleran dan saling menghormati. Kemudian, pelajari bagaimana kota atau negara tujuan Anda mengucap "halo" dan "terima kasih" dalam bahasa lokal.
Salah satu cara sederhana menjadi wisatawan yang bertanggung jawab ialah jangan melakukan tindakan yang bisa dianggap tidak sopan, misalnya mengambil foto tanpa izin.
Anda mungkin menyaksikan masyarakatsetempat tidak berpakaian, mengatakan, atau bertindak persis sama mirip Anda, namun ingat bahwa mereka juga manusia. Tidak layak untuk memperlakukan orang mirip objek rekreasi atau sekadar untuk materi Instagram.
Jangan menatap penduduk lokal terlalu usang, jangan mengambil foto tanpa kesepakatan orang, dan cobalah untuk tetap berpikiran terbuka.
Daripada melakukan sesuatu yang sekiranya akan mengusik orang lain, malah Anda bisa mengajak orang tersebut bicara. Oleh alasannya itu, penting untuk belajar bahasa lokal walau sedikit. Ini yakni tanda bahwa Anda yaitu pelancong yang cukup peduli untuk berupaya menemui orang-orang di mana mereka berada.
Saat berbicara dalam bahasa apa pun, tentukan untuk berbicara dengan hening, ramah, dan tanpa penghakiman.
Selain itu, saat berada di tujuan, usahakan untuk berbelanja barang produksi setempat selaku tunjangan ekonomi secara eksklusif. Pilihlah kerajinan bikinan setempat ketimbang magnet, cangkir, atau gantungan kunci yang diproduksi masal. Apabila Anda kurang suka, bisa membuatnya selaku oleh-oleh.
Kemudian, hukum lain menjadi wisatawan bertanggung jawab adalah menerapkan kebiasaan ramah lingkungan. Ini bisa dilaksanakan di mana pun Anda berada. Baik itu di desa yang jauh dari kebisingan atau pun di kota metropolitan.
Matikan lampu kalau tidak digunakan, berhematlah dalam menggunakan air, dan manfaatkan transportasi umum kalau memungkinkan. Tahan dorongan untuk mengambil kerang bahari atau pasir pantai atau daun dari hutan.
Cara lain adalah kurangi botol plastik. Bila Anda berkunjung ke negara yang tidak memungkinkan untuk minum air dari keran eksklusif, pikirkan membeli air dalam bungkus besar kemudian pindahkan ke botol kecil yang Anda bawa dari rumah.
Tentunya, jangan tinggalkan jejak apa pun. Jangan mengukir nama Anda di pohon, di bus, di bangunan bersejarah, di mana pun. Juga jangan buang sampah asal-asalan. Intinya, jangan lewati bukti fisik bahwa Anda ada di sana.
Anda mungkin melihatnya sebagai kenangan, namun masyarakatlokal melihatnya sebagai langkah-langkah merusak.
Saat berada di sebuah kawasan dengan hewan yang tak ada di negara sendiri, Anda mungkin ingin tau untuk menyaksikan dari erat. Namun, pertimbangkan dua kali jika ingin berinteraksi dengan satwa liar atau menonton pertunjukan hewan.
Hewan yang dipertontonkan untuk melakukan atraksi kadang kala dianiaya. Sekitar 75 persen atraksi binatang di seluruh dunia benar-benar mengabadikan kekejaman terhadap satwa liar.
Meski bukan hukum tertulis, biasakan diri untuk senantiasa sopan, jangan menuntut warga supaya bisa berbahasa yang serupa dengan Anda, menyesuaikan diri dengan budaya dan tradisi setempat, berpakaian sopan, jangan menciptakan gangguan, dan jaga kontak mata Anda kepada orang lain.
Post a Comment for "Jadilah Pelancong Yang Bertanggung Jawab"