Berciuman juga telah menjadi gaya berpacaran bagi anak muda di zaman kini. Rasanya jikalau belum “cup cup” si beliau, pacaran itu belum afdol dan sah menjadi pacar.
Pertanyaannya, Apakah Ciuman Sebelum Nikah Adalah Bukti Cinta?
1. Setiap Wanita Mendambakan ‘True Love Kiss’
Meski ada wanita yang aib mengakui bahwa dia menantikan ciuman sejati dari pria idamannya tapi nyaris seluruh wanita mendambakan hal tersebut. Tetapi sayangnya pemahaman dari desain ‘true love kiss’ ini menjadi salah kaprah sebab efek kebudayaan ajaib yang dibawa melalui kisah dongeng, film dan lain sebagainya.
Coba saja kau lihat film-film Barat, dimana seorang laki-laki dan wanita yang gres berjumpa beberapa menit yang lalu, kemudian jatuh hati, dan lalu berciuman. Betapa mudahnya seorang pria dan perempuan melakukan hal itu dan menilai bahwa hal itu ialah perumpamaan sayang kepada musuh jenis.
Padahal konsep ‘the true love kiss’ atau ciuman yang sejati cuma akan bisa lahir saat dua insan yang saling mengasihi dengan nrimo dan suci dipersatukan di dalam pernikahan yang kudus. Dimana dua eksklusif itu sama-sama mengucapkan janji nikah untuk menjalani kehidupan bareng hingga maut memisahkan mereka.
Setelah mengucapkan kesepakatan nikah dan mereka diperbolehkan untuk saling mencium satu sama lain. Di situlah ‘the true love kiss’ itu lahir alasannya adalah kita sudah mendapatkan pasangan hidup yang bahu-membahu.
Sebaliknya, kalau kita melaksanakan ciuman dengan pacar di luar ikatan pernikahan sebenarnya hal itu menjerumuskan diri kita sendiri dalam keadaan yang menyulitkan.
Bagaimana jika hubungan ini harus berhenti di tengah jalan?
Akankah juga akan memberikan apa yang kita punya entah itu hati, emosi, perasaan atau bahkan badan kita untuk aktivitas seksual mirip ciuman kepada pengganti yang gres ini?
Pertanyaannya mau sampai kapan kita memberikan diri kita ke aneka macam pria cuma untuk mendapatkan cinta sejati di hidup kita?
Dan bagi pria, apakah dengan kita mencium pacar kita itu sungguh-sungguh bukti cinta kita kepada mereka ?? Ataukah cuma tempat pemuas kehendak yang dapat kita salurkan ?? Apabila kita bersikeras bahwa ciuman ialah bukti cinta kita. Jika kasusnya sama mirip di atas, mau berapa puluh wanita yang mau kita lecehkan harga diri dan kita hancurkan ketulusan hatinya karena mengatas-namakan bukti cinta kita kepada mereka?
Permasalahannya kita belum mengetahui siapakah bekerjsama pasangan hidup kita yang bantu-membantu. Maka dari itu kita tidak mampu sembarangan menawarkan ciuman kepada sembarang orang sampai kita mendapatkan pasangan hidup kita. Hal yang perlu kita lakukan sekarang yakni tidak melakukan ciuman sebelum masuk ijab kabul. Karena hal inilah yang mau terus menjagai kekerabatan kita tetap suci dan langgeng sampai masuk ke dunia pernikahan.
Mari sebagai pria dan wanita kita mulai cek kembali cara kita menganggap dan membangun hubungan dengan musuh jenis. Ikuti tuntunan hati nuranimu dan kembalilah ke jalan yang benar.
2. Pikiran Menjadi Cabul
Saat kita sudah melakukan ciuman di luar ikatan ijab kabul bareng pasangan maka secara otomatis momen itu akan terus terbayang di anggapan kita. Mungkin awalnya kita merasa momen itu adalah momen yang romantis dan anggun untuk dikenang kembali.
Namun sadarkah bahwa lambat laun momen itu jadinya mulai membuat asumsi-anggapan ‘liar’ meski kita anggap imajinasi tersebut ialah bentuk istilah cinta antara kita dengan pasangan.
Tapi mari kita mengajukan pertanyaan terhadap hati nurani kita, apakah betul cinta sejati itu akan senantiasa diartikan dengan langkah-langkah seksual belaka? Jika iya, maka pertanyaan selanjutnya apakah pasangan yang sudah lanjut usia yang tidak memungkinkan lagi untuk melakukan aktivitas seksual tidak bisa dikategorikan selaku pasangan yang tidak lagi memiliki cinta sejati?
Mungkin bagi sebagian dari kita bercumbu itu yaitu hal yang umum atau wajar. Tetapi tidak mampu disangkal dari percumbuan tersebutlah risikonya menciptakan kedua sejoli saling mengimajinasikan pasangannya dengan ‘cabul’.
Arti Perzinahan/ Zinah/ Zina sendiri dalam kamus Bahasa Besar Indonesia adalah tindakan bersanggama antara laki-laki dan wanita yang tidak terikat oleh relasi akad nikah (perkawinan).
Yang mempunyai arti mempertimbangkan hal-hal yang cabul merupakan salah satu bentuk tindakan zinah yang kita kerjakan di dalam hati dan fikiran kita.
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menatap wanita serta menginginkannya, sudah berzinah dengan beliau di dalam hatinya.”
Dan pada balasannya menenteng kita untuk melakukan tindakan seksual selanjutnya adalah Masturbasi. Kita melaksanakan masturbasi atau onani dengan mengimajinasikan si pasangan sebagai lawan main kita. (Baca disini : Bolehkah Kita Masturbasi ?? )
Lalu yang menjadi pertanyaan sekarang apakah ini yang dinamakan bukti dari cinta sejati ?? Atau apakah sesungguhnya ini yaitu bukti bahwa ciuman di luar ikatan pernikahan merupakan perzinahan?
“Siapa melakukan zinah tidak berakal kebijaksanaan; orang yang berbuat demikian menghancurkan diri”
3. Merembet Ke Tindakan Intim
Tak bisa dibantah setelah kita melakukan ciuman pertama dengan pasangan di luar ikatan akad nikah. Akan senantiasa ada ciuman kedua, ketiga, keempat dan kesekian kalinya. Awalnya kita berargumentasi itu yaitu bukti cinta tetapi ketika kita bercumbu berulang-ulang kali tanpa disadari nafsulah yang mengendalikan kita.
Biasanya di tahap ini kita akan melontarkan argumentasi yang membenarkan langkah-langkah kita.
Step 1 : “Ya, kan hanya cium tangan. Ga dilema kali”
Step 2 : “Cium pipi sama jidat, tanda sayang plus gemeslah. Normal kali..”
Step 3 : “Cium bibir. Ah.. gak apa-apa deh. Lagian gue sama dia saling cinta kok. Ga ada yang ditutupin dari kita”
Step 4 : “….. ????”
Tahap keempat ini, lazimnya tahap dimana pasangan sudah tidak bisa lagi mengatur nafsu mereka dan jadinya terjadi insiden yang tidak dikehendaki. Saat melaksanakan aktivitas seksual itu, sebetulnya ada hormon-hormon yang keluar dari badan kita salah satunya hormon oxytocin atau sering disebut dengan hormon cinta. Hormon ini mampu menghipnotis imbas fisik dan psikologis perempuan maupun laki-laki.
Dalam kutipan seksualitas.net, hormon oxytocin atau Cuddling Hormone yaitu hormon yang bertanggung jawab membuat emosional di antara pasangan. Hormon ini juga ditemukan di antara bayi dan ibu. Tetapi dalam problem seksualitas, hormon ini terdapat di area hypothalamus dalam otak.
Saat pasangan yang telah melakukan langkah-langkah kegiatan seksualitas sepeti ciuman. Bagi perempuan akan mulai terjadi sebuah rangsangan yang memproduksi hormon oxytocin yang sangat banyak. Sementara pada pria yang mengalami ejakulasi, dimengerti mempunyai kadar hormon oxytocin tiga kali lipat banyaknya. Hasil penelitian terakhir mengambarkan bahwa bertambah banyak hormon oxytocin yang dihasilkan saat melaksanakan hubungan seksual maka akan kian berpengaruh orgasme yang dinikmati.
Makara tak mampu dipungkiri dikala kita bercumbu dengan pasangan akan membuat adanya hormon atau ransangan yang keluar. Biasanya di titik inilah para pasangan jatuh ke dalam pencobaan ialah bekerjasama badan di luar ikatan ijab kabul. Kita pun merasa ketagihan untuk melaksanakan kembali korelasi intim itu dengan pasangan. Dan pada jadinya kita sudah mulai terbiasa serta menganggap normal untuk senantiasa melaksanakan aktivitas seksual yang satu ini kalau sedang bertemu dengan pacar.
Lalu yang menjadi pertanyaan, apakah ini betul-betul bukti cinta? Jikalau memang cinta, apakah mesti dibuktikan dengan tindakan seksualitas seperti ciuman, berhubungan intim hingga berhubungan badan?
Jika jawabannya ini ialah bukti cinta, pertanyaan yang sama seperti artikel sebelumnya. Mau hingga berapa puluh wanita yang kita akan ‘nikmati’ biar menerima pasangan cinta sejati kita? Dan sebaliknya, mau sampai berapa puluh laki-laki yang akan ‘menggerayangi’ tubuhmu dan menikmati harga dirimu?
Seorang laki-laki yang sejati yakni laki-laki yang bisa menghormati wanita dan memahami dengan sempurna bagaimana beliau mengungkapkan cintanya tanpa mesti ‘melecehkan’ si perempuan. Karena sebagai laki-laki, kitalah yang akan menjadi imam kepala rumah tangga nantinya. Sehingga pria mesti dapat menjadi contoh dan contoh bagi si wanita. Begitupula sebaliknya kaum perempuan, mesti mampu dengan baik mempertahankan harga dirinya dan tidak mencobai para pria yang ada.
Karena ini yang harus kita semua ketahui, baik kaum pria maupun wanita adalah makhluk ciptaan Tuhan yang suci dan bermoral.
Post a Comment for "Apakah Ciuman Sebelum Nikah Ialah Bukti Cinta?"