Selain itu, brosur-selebaran di klinik dan daerah praktek dokter juga menawarkan edukasi wacana bantuan ASI yang jauh lebih baik dibandingkan dengan susu formula.
Namun bagaimana dengan mereka yang tidak dapat atau betul-betul tak mau menyusui? Apakah itu memang takdir anak-anak mereka?
Meskipun terdapat manfaat yang jelas untuk ASI, susu formula bukanlah racun menyeramkan yang digambarkan oleh penunjang pro-menyusui.
Berikut yaitu lima "fakta" yang tidak senantiasa benar perihal susu formula bayi :
1. Susu formula mengakibatkan bayi keunggulan berat badan
Sementara beberapa studi memperlihatkan tingkat obesitas yang lebih sering terjadi pada bayi yang minum susu formula, terdapat faktor lain yang ikut berperan. Misalnya, apakah bawah umur ini juga tidak aktif dan / atau mempunyai teladan makan yang jelek di kemudian hari?
Apakah perlindungan susu formula diberikan secara terencana atau hanya jikalau bayi menangis? Terdapat banyak variabel lain yang menimbulkan obesitas dan kita tidak mampu mengklaim bahwa berat badan berlebihan disebabkan oleh susu formula.
2. Susu formula menimbulkan bayi lebih sering sakit
Korelasi antara ASI yang menyalurkan antibodi ibu terhadap bayi telah dipercaya banyak orang, namun bagaimana kalau metode kekebalan tubuh ibu tersebut lemah? Apakah ibu tetap mampu memberikan kekebalan tubuh yang cukup untuk bayinya?
Banyak bayi yang minum ASI tetapi sering sakit, dan sebaliknya banyak bayi yang minum susu formula jarang sakit. Sekali lagi, terdapat banyak variabel lain yang turut berperan.
3. Susu formula menciptakan bayi sering buang gas
Sebagai ibu gres, inilah ialah salah satu informasi yang sering aku dengar. Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk susu formula putri saya. Sebaliknya, keponakan aku yang minum ASI tetap saja sering buang gas dan bersendawa pada beberapa bulan pertama.
Bila bayi yang minum ASI sering buang gas dan bersendawa, penyebabnya yaitu dari makanan ibu. Bila hal ini terjadi pada bayi yang minum susu formula, solusinya adalah mengubah sufornya dengan brand lain.
Botol atau posisi menyusui juga mampu menjadi penyebab gas. Sekali lagi, banyak variabel lain yang ikut berperan.
4. Dalam hal pelajaran sekolah, bayi dengan susu formula terlihat tidak sepintar bayi yang minum ASI
Terdapat banyak aspek eksternal yang berperan dalam prestasi anak di sekolah. Misalnya : keterlibatan orang bau tanah, lingkungan rumah, televisi/rangsangan buatan lainnya, pembatasan makanan , olahraga, dan bahkan acuan tidur.
5. Susu formula kurang membentuk ikatan batin antara bayi dengan ibu
Jika susu formula diberikan oleh ibu sambil menggendong bayi, tersenyum, bernyanyi, atau mengajaknya bicara, ikatan batin akan tetap terbentuk.
Sebaliknya, ASI yang diperah dan dibotolkan mampu meminimalisir ikatan batin antara ibu dan anak, bila ASIP tersebut senantiasa diberikan oleh orang lain misalnya baby sitter atau pembantu.
Jadi, ikatan batin yang terbentuk bukanlah alasannya ASI-nya, namun alasannya momen yang dihabiskan antara ibu bareng anak.
Tentu saja, postingan ini tidak berencana untuk membantah keunggulan ASI dibandingkan susu formula. Menyusui sangat baik untuk ibu dan anak.
Post a Comment for "Beberapa Mitos Perihal Susu Formula"