Ketika kegiatan itu terjadi, sering disebut dengan 'play time'. BDSM merupakan abreviasi dari 4 kata, ialah Bondage/Discipline, Dominance/Submission, Sadism, dan Machosism. Apa saja makna dari empat kata tersebut?
Bondage/Discipline
Bondage kalau diartikan secara harfiah yakni ikatan atau perbudakan. Namun mengutip dari MensXP, dalam istilah BDSM, Bondage lazimnya melibatkan kendali fisik untuk kenikmatan seksual untuk kedua belah pihak. Saat salah satu pihak terikat dengan tali atau tertahan dengan borgol untuk rangsangan seksual, pihak lainnya akan menggunakan pemberian alat intim untuk meningkatkan kepuasan seksualnya. Bahkan kegiatan seperti asphyxiation (menghalangi pernapasan) juga termasuk dalam kegiatan bondage ini.
Sedangkan Discipline nggak jauh berlawanan dengan bondage. Discipline dalam dunia BDSM melibatkan pengendalia psikologis dengan menawarkan beberapa eksekusi untuk hal-hal yang nggak boleh dilakukan salah satu pihak pada pihak lainnya. Jenis hukumannya beragam, mulai dari bentuk fisik mirip spanking (menghantam pantat) dan mencambuk, hingga bentuk psikologis seperti mengeluarkan kalimat yang merendahkan.
Dominance/Submission
Dalam kegiatan atau relasi BDSM, ada dua perumpamaan dasar yang harus diketahui, adalah Dominance dan Submission. Dominance merupakan pihak yang mendominansi dalam kekerabatan. Dirinya merupakan pihak yang memperlihatkan rasa sakit, menunjukkan hukuman, mengendalikan pergerakan maupun psikologis pasangannya. Secara sederhana, pihak Dominan (atau akrabnya disebut 'Dom') mengatur pasangannya yang bersikap submisif.
Sedangkan Submission, merupakan pihak yang menerima hal-hal yang dilaksanakan oleh Dominan. Ia yang mendapatkan hukuman dan mematuhi semua perintah yang diberikan. Pihak 'Sub' mesti menyerahkan dirinya pada pihak 'Dom'. Baik pihak 'Dom' maupun 'Sub' nggak terikat gender. Makara, perempuan mampu menjadi seorang 'Dom' dan pria dapat menjadi 'Sub' dalam relasi mereka.
Sadism
Sadism ialah dorongan untuk melihat salah satu pihak mengalami kesakitan, yang dapat disebabkan dalam banyak hal. Mulai dari mengucapkan kalimat-kalimat yang merendahkan, memukul pantat, mencambuk, mencekik, meneteskan lilin pada kulit, hingga rangsangan berlebihan. Pihak yang 'sadism' akan menunjukkan rasa sakit dan pihak yang lain yang menerima perlakukan tersebut mendapatkan rangsangan seksual dengan menikmati setiap rasa sakit yang dialaminya.
Masochism
Masochism atau Masochist nggak jauh berlawanan dengan sadism. Bahkan, ada ungkapan 'Sadomasichism' yang ialah penggabungan dari dua perumpamaan itu. Baik pihak sadism atau masochist sama-sama mempunyai dorongan untuk menawarkan rasa sakit pada pihak yang lain. Selain dari pihak penerima perlakuan menerima rangsangan seksual, pihak sadism maupun masochist turut mencicipi gairah seksual dari melihat reaksi kesakitan yang dialami pasangannya.
Alat yang Dipakai dalam BDSM
Ada beberapa benda yang digunakan saat melaksanakan kegiatan BDSM. Mulai dari yang sederhana seperti tali, hingga yang paling rumit sehingga memerlukan instalasi seperti rangka untuk menahan pihak 'Sub'.
1. Rope atau tali
Salah satu alat yang selalu ada dalam BDSM adalah tali. Benda ini dibutuhkan untuk menahan pergerakan pihak sub dalam kegiatan tersebut. Tali yang dipakai dapat berupa tali tambang. Namun jika ingin sesuatu yang lebih lembut dan nggak terlalu meninggalkan bekas berlebihan pada kulit, dapat menggantinya dengan kain (seperti dasi).
2. Borgol
Selain tali, pihak yang melaksanakan BDSM lazimnya memakai borgol untuk menghalangi pergerakan seseorang. Borgol tersebut sama seperti yang digunakan polisi. Namun, ada beberapa jenis borgol yang didesain khusus untuk BDSM dan mengurangi rasa sakit dari besi, mirip borgol yang terbuat dari bahan kulit.
3. Choker atau neck collar
Dalam dunia BDSM, choker atau neck collar ialah sebuah tambahan yang menerangkan kepemilikan dan submisif. Artinya, pihak yang mengenakan komplemen tersebut adalah pihak Sub dan ia dimiliki oleh pasangannya yang bersikap selaku Dom. Lebih jauh lagi, ada beberapa choker maupun neck collar yang memiliki rantai atau tali sehingga pihak Dom mampu mengarahkan atau membatasi pergerakan si Sub.
4. Ball gag mouth
Ball gag mouth merupakan suatu bola dengan sabuk, yang dipasang pada verbal. Benda ini dipakai untuk menahan ucapan dan memaksa mulu tetap terbuka.
5. Cambuk atau flogger
Cambuk juga menjadi salah satu benda yang digunakan dalam kegiatan BDSM. Bentuknya pun beragam, dan lazimnya pihak Dom yang memperlihatkan cambuk pada pihak Sub. Pihak Dom nggak selalu mencambuk pihak Sub begitu saja. Umumnya, cambukan ialah salah satu bentuk hukuman karena pihak Sub melanggar peraturan yang ditetapkan Dom.
6. Baju intim strap
Baju intim ini didesain dapat memberikan batas-batas pergerakan pada pemakainya sehingga sering dipakai dalam kegiatan BDSM. Ada pula jenis baju intim strap yang didesain menunjukkan rasa sakit pada bab vital, seperti payudara atau vagina. Karena itu, pihak yang menggunakan baju ini lazimnya yakni Sub.
7. Mainan intim
Mainan intim pun sering dilibatkan dalam acara BDSM. Benda ini digunakan untuk menunjukkan rangsangan ekstra pada Sub, atau dalam konteks lain, mampu menawarkan hukuman pada Sub (rangsangan berlebihan). Jenis mainan intim yang dipakai dapat beragam, mulai dari vibrator sampai butt plug.
Pro-Kontra BDSM
Mengutip dari Wikipedia, BDSM telah ada semenjak sebelum Masehi, mulai dari ritual yang dikerjakan masyarakat Mesopotamia untuk Dewi Inanna hingga memasuki periode terbaru. Bahkan, sudah ada komunitas penggiat BDSM yang berisikan orang-orang yang menyukai dan melakukan acara BDSM dari banyak sekali pihak, Dom dan Sub, top dan bottom. Namun, nggak menampik bahwa ada pro kontra BDSM seiring pertumbuhan zaman.
BDSM merupakan acara seksual yang dilaksanakan dengan usulandan kesepakatan dari para pihak yang menjalaninya. Dengan kata lain, pihak Sub setuju mendapatkan dan mematuhi pihak Dom, dan pihak Dom akan menawarkan perlakuan pada pihak Sub. Namun pada dasarnya, hal-hal yang dijalankan pun telah sesuai dengan persetujuan masing-masing pihak, dan telah dibicarakan dengan melibatkan batasan oleh keduanya.
Namun, BDSM sendiri dianggap sebaga kelainan seksual. Lebih jauh lagi, pihak yang melaksanakan kegiatan BDSM mengalami gangguan kejiwaan. Salah satu hal yang mendorong timbulnya pandangan ini yaitu anggapan awam yang menyebutkan kalau BDSM itu berfokus pada kesakitan. Akan tetapi, para andal kesehatan dan pengamat sosial tetap menilai bahwa BDSM tergolong salah satu gangguan kesehatan kalau aktivitas tersebut telah berada di luar pertimbangan salah satu pihak dan melibatkan kekerasan yang sudah melewati batasan di antara kedua belah pihak.
Hal yang Perlu Diketahui dari BDSM
Seperti yang disebutkan pada paragraf sebelumnya, banyak yang menganggap kalau BDSM adalah kelainan seksual. Sebab, salah satu pihak mendapatkan kenikmatan seksual dengan menunjukkan rasa sakit pada pihak yang lain. Namun sebetulnya, BDSM nggak sedangkal itu.
Dalam dunia BDSM, ada ungkapan 'safe word' atau kata kondusif. Kata ini umumnya diputuskan oleh pihak Sub dan diberikan pada pihak Dom. Saat sebuah aktivitas BDSM sudah melalui dari batas-batas yang mampu diterima oleh Sub, beliau akan mengucapkan kata kondusif itu dan pihak Dom perlu mematuhinya selaku salah satu bentuk melindungi dan merawat pasangannya.
Terkait dengan merawat dan mempertahankan pasangannya, pihak Dom harus memperlihatkan 'after care' pada pihak Sub sehabis melakukan aktivitas intim. Perawatan tersebut mampu berbentukmengobati luka bekas dari ikatan tali pada tubuhnya, meredakan kemerahan dan rasa sakit dari cambukan atau pukulan, hingga menunjukkan kalimat kasatmata jika acara BDSM melibatkan merendahkan pasangan secara ekspresi.
Kegiatan BDSM pun intinya nggak dilaksanakan tanpa persetujuan dari pihak Sub. Sebelum melakukan aktivitas BDSM, pihak Dom akan menanyai batas-batas seksual, hal yang disukai dan hal yang nggak disukai dalam BDSM. Pada saat diskusi mirip, pihak Sub dibutuhkan mampu mengatakan sejujur-jujurnya alasannya ini melibatkan keselamatannya.
Selain itu, acara mirip pukulan dan cambukan dalam BDSM bermaksud memberikan rangsangan seksual pada pihak Sub. Artinya, kesakitan itu mampu membuatnya merasa berangasan. Pihak Dom pun mampu merasakan gairah seksual dengan memberikan eksekusi itu. Dari aktivitas BDSM dianggap mampu memperlihatkan rasa rileks pada tubuh. Bahkan, BDSM nggak senantiasa melibatkan penetrasi seksual, lho.
Itulah penjelasan singkat mengenai BDSM. Apa pendapatmu tentang aktivitas seksual ini?
Post a Comment for "Lebih Mengenal Ihwal Apa Itu Arti Bdsm"