Pada Bulan Juli 2015, Departemen Pariwisata Kyoto merilis beberapa bahan infografis tentang budpekerti orang Jepang. Panduan adab ini memperingatkan waisatawan perihal apa yang boleh dikerjakan dan tidak boleh dijalankan dalam budaya Jepang. Termasuk “How to Use this Toilet” atau “Tata cara penggunaan toilet” dan “Insider Guide to Kyoto Part II: AKIMAHEN (Don’ts) of Kyoto” atau “Panduan Lokal Kyoto bab II: AKIMAHEN (Jangan kerjakan!) di Kyoto”.
Akimahen memiliki arti “jangan!” dalam dialek Kyoto dan kata ini ialah andalan pada selebaran infografis dan stiker yang dirilis oleh Departemen Pariwisata Kyoto. Makara, seperti apa wujud infografis tersebut?
Di atas kata AKIMAHEN yang mana semua dicetak dalam abjad besar pada teks berskala besar yakni lima orang Kyoto berparas masam yang memiliki permintaan sungguh serius perihal praktek akhlak yang baik. Terdapat 18 petunjuk adat yang dapat didapatkan pada bahan infografis ini, perilaku tidak sopan dinilai dengan tiga jenis emoji yang berlawanan-sikap tertinggi dan paling melanggar memiliki tiga emoji tampang sungguh murka berwarna merah. Di bagian lain terdapat beberapa emoji yang terlihat agak tidak senang.
Apakah Pelanggaran yang Paling Serius?
1. Bersepeda di bawah efek alkohol
Pelanggaran budaya terburuk yang mungkin tidak cuma dijalankan di Kyoto bahkan mungkin Jepang secara keseluruhan ialah bersepeda di bawah dampak alkohol. Siapapun yang diketahui melaksanakan hal ini, beliau akan rampung dipenjara selama lima tahun atau mengeluarkan uang denda satu juta yen atau sekitar seratus sepuluh juta rupiah.
2. Membuang sampah asal pilih
Pelanggar mungkin tidak akan selsai di penjara alasannya adalah mengotori, namun mereka harus bersiap untuk mengeluarkan uang denda sebesar 30,000 yen (sekitar Rp. 3.150.000,-) bila mereka dikenali melaksanakan aktivitas tersebut.
3. Meninggalkan sepeda di jalan
Para pelancong yang meninggalkan sepeda di luar area parkir yang sudah disediakan akan dikenakan 2.300 yen (sekitar Rp. 250.000,-) untuk pengangkatannya dan turis harus mengeluarkan uang biaya komplemen saat sepedanya dikembalikan ke perusahaan.
4. Merokok di luar area yang ditawarkan
Siapapun yang dimengerti merokok di luar area yang disediakan diharuskan membayar denda 1.000 yen (sekitar Rp. 115.000,-).
Additional Reminders to Tourists
Beberapa akimahen Kyoto komplemen yang mesti diamati oleh turis :
- Mengambil gambar tidak diperbolehkan di rel kereta dan bab suci yang terdapat di kuil. Wisatawan mesti mengajukan pertanyaan pada para maiko (penampil musik dan geisha tahap magang) secara baik dikala mengambil gambar, contohnya hindari menangkap lengan kimono mereka untuk mendapatkan perhatian mereka
- Sebagai ganti memberi tip, pengunjung direkomendasikan untuk mengucapkan ‘Okini’ (terima kasih dalam dialek Kyoto) kepada staf
- Sepatu dilarang digunakan dikala menginjak tikar tatami
- Hindari peniadaan reservasi di restoran pada saat menit simpulan. Pastikan antri dengan tertib ketika menunggu sebuah pesanan
Post a Comment for "Panduan Akhlak Berwisata Di Kyoto"