Artis yang menekuni dunia entertainment sejak usang ini divonis oleh dokter menderita kanker dan sudah melakukan pengobatan bahkan hingga ke negara Singapura. Banyak wanita yang juga ingin tau serta mesti tau perihal definisi serta bagaimana ciri-ciri penyakit kanker serviks. Untuk itu kami akan mengulaskan secara khusus untuk para perempuan di Indonesia supaya faham wacana penyakit yang satu ini.
Pengertian Kanker Serviks
Kanker serviks yakni kanker yang muncul pada leher rahim perempuan. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina.
Definisi lain perihal Kanker Service yakni Kanker Serviks ataupun lebih dimengerti selaku kanker leher rahim ialah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks yang merupakan bab terendah dari rahim yang melekat pada puncak vagina.
Semua perempuan dari aneka macam usia berisiko menderita kanker serviks. Namun, penyakit ini condong memengaruhi perempuan yang aktif secara seksual.
Menurut Sarwono, pada penderita kanker serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus- menerus yang tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak memiliki kegunaan bagi badan, sehingga jaringan disekitarnya tidak mampu berfungsi dengan baik.
Penyebab Kanker Serviks
Penyebab tersering kanker serviks ialah nanah virus HPV.
Lebih dari kanker serviks jenis skuamosa mengandung DNA virus HPV dan kanker serviks bekerjasama dengan HPV tipe 16 (Ferlay J et al, 2002).
HPV ialah virus DNA yang menginfeksi sel-sel epitel (kulit dan mukosa). Infeksi HPV lazimnya terjadi sesudah wanita melaksanakan kekerabatan seksual dan biasanya terjadi pada usia sekitar 25 tahun.
Faktor-Faktor Risiko terjadi Kanker Serviks
Faktor risiko adalah faktor yang memudahkan timbulnya penyakit kanker serviks. Adapun yang menjadi faktor risiko terjadinya kanker serviks yakni sebagai berikut :
Umur
Pada biasanya, risiko untuk menerima kanker serviks bertambah selepas umur 25 tahun. Stadium prakanker serviks mampu ditemukan pada awal usia 20-an. Kanker serviks juga ditemukan pada perempuan antara umur 30-60 tahun dan kejadian terbanyak pada umur 40-50 tahun dan akan menurun drastis sesudah umur 60 tahun (Parson).
Pernikahan dan kegiatan seksual pada usia muda
Umur pertama kali hubungan seksual merupakan salah satu aspek yang cukup penting. Makin muda seorang perempuan melaksanakan korelasi seksual, kian besar risiko yang harus ditanggung untuk mendapatkan kanker serviks dalam kehidupan berikutnya (Rasjidi I, 2008).
Karakteristik pasangan
Pasangan yang sering melakukan seks dengan bertukar pasangan mempunyai risiko mendapat kanker serviks. Studi perkara kendali memberikan bahwa pasien dengan kanker serviks lebih sering menjalani seks aktif dengan pasangan yang melaksanakan seks beberapa kali (Belinson S.,Smith J.S.,Myers E.,Olshan A, dan Hartmann K., 2002).
Riwayat ginekologis
Walaupun usia menarke atau menopause tidak menghipnotis risiko kanker serviks, hamil di usia muda, jumlah kehamilan atau administrasi persalinan yang tidak sempurna mampu meningkatkan risiko.Kanker serviks sering diasosiasikan dengan kehamilan pertama pada usia muda, jumlah kehamilan yang banyak dan jarak kehamilan yang pendek (Rasjidi I.,2008).
Jumlah Paritas
Kanker serviks sering ditemui pada wanita yang sering melahirkan anak. Kategori partus ini belum ada keseragaman namun menurut pakar angka berkisar antara 3- 5 kali partus.
Kebiasaan berubah pasangan
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa faktor koitus dengan seringnya berubah pasangan ialah aspek yang kuat untuk terjadinya kanker serviks. Benson menemukan perkara kanker serviks 4 kali lebih banyak pada perempuan yang melaksanakan prostitusi. Berganti-berubah pasangan dalam relasi seksual memperbesar kemungkinan terinfeksi HPV (Indriyani D., 1991).
Agen Infeksius
Human Papilloma Virus (HPV). Terdapat sejumlah bukti yang menawarkan HPV selaku penyebab neoplasia servikal. HPV tipe 6 dan 11 bekerjasama dekat dengan displasia ringan yang sering regresi.
Kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi oral lebih dari 4 atau 5 tahun dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks 1,5-2,5 kali. Beberapa observasi menawarkan bahwa kontrasepsi oral menimbulkan perempuan sensitif terhadap HPV yang mampu mengakibatkan adanya peradangan pada genitalia sehingga berisiko untuk terjadi kanker serviks (Belinson S.,Smith J.S.,Myers E.,Olshan A, dan Hartmann K., 2002)
Merokok
Merokok pada wanita selain menyebabkan penyakit pada paru-paru dan jantung, kandungan nikotin dalam rokok pun biasanya menyebabkan kanker serviks. Nikotin membuat lebih mudah selaput untuk dilalui zat karsinogen. Bahan karsinogenik spesifik dari tembakau ditemui dalam lender serviks wanita perokok. Bahan ini mampu merusak DNA sel epitel skuamosa dan bersama dengan abses HPV mencetuskan transformasi maligna. Hasil observasi menunjukkan bahwa semakin banyak dan usang wanita merokok maka makin tinggi risiko untuk terkena kanker serviks (Indriyani D.,1991).
Sosial ekonomi dan diet
Kanker serviks sering didapatkan pada wanita golongan sosial ekonomi rendah, mungkin berhubungan dengan diet dan immunitas. Wanita di kelas sosioekonomi yang paling rendah memiliki faktor risiko 5 kali lebih besar daripada faktor risiko pada wanita di kelas yang paling tinggi (Rasjidi I., 2008).
Gejala Kanker Serviks
Keputihan
Pada awal penyakit adalah pada stadium praklinik (karsinoma insitu dan mikro invasif) belum ditemui tanda-tanda-gejala yang spesifik bahkan sering tidak dijumpai gejala. Awalnya, keluar cairan mukus yang encer, keputihan seperti krem tidak gatal,lalu menjadi merah muda kemudian kecoklatan dan sungguh berbau bahkan sampai mampu tercium oleh seisi rumah penderita. Bau ini timbul karena ada jaringan nekrosis (Aziz,M.F.,Saifuddin,A.B., 2006).
Perdarahan Pervaginam
Awal stadium invasif, keluhan yang muncul ialah perdarahan di luar siklus haid, yang dimulai sedikit-sedikit yang kian usang makin banyak atau perdarahan terjadi di antara 2 kala haid.Perdarahan terjadi akibat terbukanya pembuluh darah disertai dengan pengeluaran sekret berbau anyir,jika perdarahan berlanjut lama dan kian sering akan menjadikan penderita menjadi sangat anemis dan dan mampu terjadi shock, dijumpai pada penderita kanker serviks stadium lanjut (Aziz,M.F. dan Saifuddin,A.B., 2006).
Perdarahan Kontak
Keluhan ini sering dijumpai pada permulaan stadium invasif, umumnya muncul perdarahan setelah berhubungan intim. Hal ini terjadi balasan syok pada permukaan serviks yang sudah mengalami lesi (Rasjidi Imam, 2008).
Nyeri
Rasa nyeri ini dinikmati di bawah perut bagian bawah sekitar panggul yang biasanya unilateral yang terasa menjalar ke paha dan ke seluruh panggul. Nyeri bersifat progresif sering dimulai dengan “Low Back Pain” di kawasan lumbal, menjalar ke pelvis dan tungkai bawah, gangguan miksi dan berat badan semakin lama makin menurun terutama pada penderita stadium lanjut.
Konstipasi
Apabila tumor meluas sampai pada dinding rektum, kemudian terjadi keluhan konstipasi dan fistula rectoingional (Thomas, R.,2002).
Inkontinensia Urin
Gejala ini sering dijumpai pada stadium lanjut yang ialah komplikasi balasan terbentuknya fistula dari kandung kemih ke vagina ataupun fistula dari rektum ke vagina sebab proses lanjutan metastase kanker serviks (Thomas, R., 2002)
Gejala-tanda-tanda lain
Semakin lanjut dan bertambah parahnya penyakit, penderita akan menjadi kurus, anemis sebab perdarahan terus-menerus, malaise, nafsu makan hilang, syok dan mampu hingga meninggal dunia (Rahmat, Y, 2001).
Diagnosa Kanker Serviks
Kanker serviks pada kurun prakanker atau stadium permulaan tidak menyebabkan gejala sehingga dengan membuat diagnosis sedini mungkin dan mengawali pengobatan yang sesuai, hasil yang diperoleh akan lebih baik sehingga jumlah wanita yang meninggal akibat kanker serviks dapat menyusut.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan serviks merupakan prosedur mutlak yang perlu dijalankan untuk menyaksikan pergantian portio vaginalis dan mengambil materi apusan untuk investigasi sitologi ataupun biopsi. Setelah biopsi, investigasi dilanjutkan dengan palpasi bimanual vagina dan rektum untuk mengetahui luas massa tumor pada serviks dan rektum.
Tes Paps smear
Tes Pap merupakan salah satu pemeriksaan sel serviks untuk mengenali pergeseran sel, hingga mengarah pada kemajuan sel kanker sejak dini. Apusan sitologi pap diterima secara universal sebagai alat skrining kanker serviks. Metode ini peka kepada pemantauan derajat perubahan pertumbuhan epitel serviks. Pemeriksaan Tes Pap direkomendasikan secara terjadwal meskipun tidak ada keluhan terutama bagi yang berisiko (1-2 kali setahun). Berkat teknik Tes Pap, angka kematian turun sampai 75 (Rasjidi Imam, 2008).
Kolposkopi
Kolposkopi ialah alat ginekologi yang dipakai untuk melihat perubahan stadium dan luas kemajuan abnormal epitel serviks. Metode ini bisa mendeteksi pra karsinoma serviks dengan akurasi diagnostik cukup tinggi (Erich B., 1991). Kolposkopi cuma digunakan pilih-pilih pada sitologi Tes Pap abnormal yaitu displasia dan karsinoma in situ atau perkara yang mencurigakan maligna. Kombinasi kolposkopi dan tes Pap menunjukkan ketepatan diagnostic lebih kuat. Sensitivitas tes Pap dan kolposkopi masing-masing dan spesifisitas masing-masing (Erich B.,1991).
Konisasi
Jika investigasi kolposkopi tidak memuaskan maka konisasi harus dijalankan yaitu pengawasan endoserviks dengan serat asetat selulosa di mana kawasan aneh ternyata masuk ke dalam kanalis servikalis (Erich B., 1991).
Biopsi
Biopsi membutuhkan prosedur diagnostik yang penting sekalipun sitologi apusan serviks menawarkan karsinoma. Spesimen diambil dari kawasan tumor yang berbatasan dengan jaringan wajar . Jaringan yang diambil diawetkan dengan formalin selanjutnya diproses melalui beberapa tahapan sampai jaringan menjadi sediaan yang siap untuk diperiksa secara mikroskopis(Aziz, M.F., 2002).
Post a Comment for "Tanda-Tanda Dan Penyebab Kanker Serviks"