Masalah sulit hamil sekarang ini umum terjadi alasannya dialami oleh satu dari enam pasangan suami istri di dunia.
Pasangan yang dianggap tidak subur adalah mereka yang telah melakukan kekerabatan intim selama 12 bulan secara reguler dan tanpa pelindung, namun gagal untuk hamil.
Perempuan yang telah berusia 35 tahun ke atas dianggap mengalami dilema kesuburan jika selama enam bulan sehabis menikah dan bercinta secara reguler, namun tidak juga memberikan gejala kehamilan.
Karin Hammaberg, seorang pakar fertilitas dan ilmuwan senior di Monash University, Australia, menyampaikan bahwa kesempatan perempuan untuk hamil, baik melalui proses natural atau dengan pemberian program bayi tabung, In Vitro Fertilization (IVF), dipengaruhi oleh usia dan kesehatan secara menyeluruh.
“Peluang hamil lebih besar bila dijalankan secara natural, tetapi sungguh mungkin untuk melaksanakan upaya pemanis,” terperinci Hammaberg.
Dia menyertakan bahwa memang bertambah banyak wanita yang menentukan untuk menunda kehamilan. Namun, harus dikenang bahwa imbas usia pada mutu fertilitas sangatlah besar.
Masa subur perempuan, kata ia, secara perlahan menurun ketika memasuki usia 30-an. Kemudian, seiring penambahan usia peluang hamil pun semakin kecil. Lalu, ketika menginjak usia 40-an, tingkat keberhasilan untuk hamil cenderung tidak mungkin.
“Untuk pasangan yang tengah berupaya hamil dengan usia pihak wanita meraih 35 tahun atau lebih gampang, maka peluangsuksesnya mencapai 20 persen atau satu pasangan dari lima pasangan bisa hamil,” imbuhnya.
Dia juga menyertakan, usia pria juga besar lengan berkuasa. Memang benar, laki-laki memproduksi sperma seumur hidupnya, namun kualitasnya pun bisa mengalami penurunan seiring usia.
Dia mengatakan, mutu sperma mulai memburuk dikala laki-laki berusia 45 tahun.
“Ada sejumlah bukti dan masalah mengenai peluang kehamilan wanita semakin sulit bila pasangan laki-lakinya sudah berusia 45 tahun. Lalu, kalau terjadi kehamilan, sang jabang bayi rentan terkena gangguan kesehatan,” urainya.
Menurut ia, janin dari sperma laki-laki berusia 45 tahun bisa terlahir dengan gangguan genetika, salah satunya sindrom Down.
Jika menentukan untuk melakukan program bayi tabung, seharusnya dilaksanakan sebelum istri mencapai usia 35 tahun.
Menurut riset, tingkat keberhasilan IVF lebih besar saat wanita berusia kurang dari 35 tahun.
Diet sehat dan pola hidup
Prediksi terbaik embrio bakal berkembang menjadi janin yang sehat yakni berdasarkan telur dan sperma yang sehat, baik untuk pembuahan alami maupun IVF.
Oleh alasannya itu, asupan gizi dan kualitas kesehatan ayah ibu sangat berperan dalam membuatkan janin yang sehat.
Hasil riset menawarkan, perempuan yang mengonsumsi masakan sehat selam setahun mempunyai potensi hamil lebih tinggi.
"Ini bermakna perempuan dan laki-laki harus mengonsumsi makanan bernutrisi dan tinggi gizi. Kurangi atau berhenti sama sekali mengkonsumsi kuliner instan dan alkohol. Setop merokok. Seimbangkan berat badan dengan berolahraga," jelasnya.
Selain itu, ia juga menyarankan untuk banyak mengonsumsi vitamin dan mineral.
"Konsusmi pelengkap folat dan iodin mampu mengembangkan kesuburan," ungkapnya.
Medical Research Council menegaskan bahwa perempuan benar-benar berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol selama acara kehamilan serta di periode kehamilan.
Berat badan
Kelebihan berat tubuh mampu memengaruhi kualitas fertilitas wanita. Sebab, kondisi ini bisa memengaruhi era menstruasi.
Hammaberg mengatakan, menstruasi yang tidak tanpa hambatan mampu mengusik ovulasi.
Namun, tubuh yang terlalu kurus juga tidak baik alasannya menimbulkan hormon tidak sebanding sehingga menunjukkan imbas negatif ketika kurun ovulasi.
Tak cuma wanita, keunggulan berat tubuh pada pria juga mampu menyusahkan terjadinya kehamilan. Pasalnya, bobot badan yang berlebih menimbulkan terjadinya gangguan ereksi dan problem kesehatan lainnya yang terkait obesitas.
Post a Comment for "Faktor Yang Menghipnotis Kesempatan Hamil"